Minggu, 29 Mei 2016, menjadi salah satu hari keberuntungan kami. Hujan yang sedari pagi mengguyur rata seluruh Jakarta terhenti selama beberapa jam sehingga melecut semangat kami mencari kakek Sukri, salah satu solia yang akan menerima donasi dari donatur KNJ.
Butuh perjalanan menggunakan motor yang agak lama untuk mencapai lokasi dimana sang kakek sehari-hari mencari nafkah. Berangkat dari Taman Suropati, Menteng, kami menempuh setidaknya satu jam menggunakan sepeda motor. Jalanan yang cukup licin ditambah macet yang parah mewarnai perjalanan eksekusi kali ini menuju seberang toko Asoka, Perumahan Daan Mogot, Jakarta Barat.
Setelah melewati kantong macet ibukota, seperti jalan Gatot Subroto, kami lega sampai di perumahan tersebut. Jalanan lebar dan cukup lengang menyambut tim KNJ. Sayang seribu sayang saat kami sampai di titik tempat biasa kakek mangkal, nihil hasilnya. Sang kakek tidak terlihat akhirnya kami pun pergi melanjutkan perjalanan ke solia lainnya, yakni kakek Sugiro.
Usai berkunjung kakek Sugiro, kami melewati lokasi kakek Sukri sekali lagi. Dari jarak dekat, kami melihat seorang kakek kurus bertopi sedang berdiri di pinggir jalan. Tampak di samping beliau digelar dagangan berupa bunga warna-warni lucu. Di sampingnya lagi ada sepeda milik kakek yang mengangkut sejumlah plastik transparan berisikan ikan cupang imut. Ini adalah dagangan utama kakek Sukri, yang sedang kami cari.
Lega sekali rasanya akhirnya berjumpa dengan kakek.
Kakek yang berusia 71 tahun ini menerima kami dengan sangat ramah. Bahkan sebelum kami mengutarakan maksud kunjungan kami, kakek Sukri meladeni pertanyaan kami dengan antusias. Kakek bercerita ia sudah enam tahun berjualan ikan cupang. Sebelumnya, kakek berdagang tanaman. Kakek asal Pekalongan, Jawa Tengah ini, berjualan ikan cupang hingga Maghrib. Ia tidak mau merepotkan anak-anaknya sehingga tetap bersemangat berdagang walau usia sudah tak lagi muda.
Kakek Sukri tinggal bersama anaknya di belakang kantor Kecamatan Cengkareng. Rasanya tidak percaya kakek ini sudah berumur 71 tahun sebab beliau terlihat bugar. “Saya tadi pulang dulu, neng, soalnya hujan. Terus ke sini lagi,” kata kakek menanggapi cerita kami yang sebelumnya tidak menemukannya. Kami ngobrol banyak sebelum akhirnya kami menjelaskan tujuan kami mencari beliau. Dimulai dengan memperkenalkan KNJ dan awal mula kami bisa mengetahui keberadaan beliau, kami pun langsung menyerahkan titipan dari donatur.
Kakek Sukri terlihat agak kaget saat kami menyodorkan uang donasi dan pakaian layak pakai ke beliau. Bahkan setelah kami menjelaskan bahwa kami hanya bertugas menyampaikan amanah dari donatur, sang kakek tetap terlihat sungkan menerimanya.
“Ini nggak apa-apa, neng? Nggak ada masalah kan nanti?”, kata beliau.
Setelah berkali-kali meyakinkan bahwa bantuan itu memang untuk beliau, kakek Sukri akhirnya mau menerimanya. “Belum pernah terima uang sebanyak ini dari orang lain,” ujar sang kakek.
Beliau terlihat begitu terharu. Tak hentinya kakek Sukri mengucap terima kasih kepada donatur dan sahabat KNJ yang telah memberi perhatian dan bantuan kepada beliau. Terima kasih juga kakek Sukri atas pelajaran berharga tentang hidup kakek yang tetap gigih berusaha meski usia sudah senja.
Sehat terus ya kakek 🙂 semagat ya teman2 KNJ!
sehat sehat teruuus yaa kakek nya ?